Tonggak Awal Perubahan di Tahun Baru 1 Hijriyah 1442 H
Apel 1 Muharram 1442 H
Di bawah sinar matahari yang begitu hangat, tepat pukul 07.30 WIB, pelaksanaan apel Muharram berlangsung, dengan pimpinan upacara ananda Ardi kelas XII. Di depan ratusan peserta apel, suara lantang Ardi menyiapkan pasukannya untuk mendengarkan secara saksama pidato Kebangkitan Pemuda di Masa Depan dengan instruktur upacara DR. H. Ali Imron, M.Ag. Berdiri sejajar sesuai angkatan dengan berbaris rapi, membuat suasana apel menjadi khusyuk laksana melaksanakan sholat berjamaah. Seragam putih dan berelana hitam serta berkopyah, menandakan pasukan siap mendengarkan dan melaksanakan petuah dari ustadz Imron.
Dalam Apel 1 Muharram 1442 H tersebut, tidak lengkap apabila peserta melantunkan Mars Gerakan Pandu Hidayatullah (GPH) yang begitu heroik liriknya serta mengucapkan Janji Pemuda Islam. Di sela-sela melantunkan Mars GPH, seakan-akan burung-burung yang berada di sekitar lokasi ikut bernyanyi, yang mana isi Mars GPH adalah seorang pemuda yang siap mengembang amanah untuk berdakwah di masyarakat dan menebarkan rahmat Allah ke penjuru dunia. Berikut adalah salahsatu lirik Mars GPH “Bangkit dan majulah, Pandu Hidayatullah. Raih kemuliaan dengan cahaya Islam. Tebarkan rahmat-Nya ke penjuru dunia.”
Dalam pidato Apel 1 Muharram 1442 kali ini, Ustadz Ali Imron menyampaikan bagaimana sosok Nabi Muhammad ﷺ. Sosok yang sangat ideal untuk menjadi panutan bagi seluruh kaum muslimin, yang mana Allah sendiri yang memilih dan bahkan menciptakan Nur Muhammad sebelum menciptakan alam dan seisinya. Bagaimana kehidupan Rasulullah ﷺ ketika kecil hingga dewasa dan menjadi pemimpin, layak menjadi suri teladan dan contoh bagi kehidupan kita bersama. Semenjak kecil merasakan bagaimana kehidupan Rasulullah yang sangat mandiri dengan cara menggembala kambing. Sebelum beliau lahir, Abdullah bapaknya telah tiada, setelah lahir dan berusia lima tahun, kehilangan sosok ibunda tercinta. Sehingga beliau yatim piatu di usia dini. Namun, semangat beliau untuk semangat dan pantang menyerah inilah, patut menjadi teladan bagi anak didik SMP-SMA Ar-Rohmah, yang mana saat ini di tengah-tengah kehidupan yang serba praktis dan selalu tersedia. Kemandirian Rasulullah ﷺ dilanjutkan dengan semangat berdagang di usia remaja, serta tidak meminta bantuan sedikitpun kepada keluarga besarnya. Ketika Rasulullah sudah dipercaya oleh Khadijah saudagar kaya saat itu untuk menjual barang dagangannya, kejujuran dan kedisiplinan Rasulullah diakui masyarakat Arab. Tidak hanya disitu, tampuk kepemimpinan dalam diri Rasulullah yang diberikan Allah kepadanya, menjadikan Rasulullah ﷺ siap mengemban misi ‘Rahmatan lil alamiin’.
“Seorang pelaut yang tangguh dan andal, pasti dalam kehidupannya di samudra luas menghadapi embasan ombak yang dahsyat,” ujar Ustadz Ali Imron berkobar-kobar dalam pidatonya. Maksudnya, jika ingin menjadi seorang pemimpin yang hebat, pemuda yang kuat, dan pelanjut risalah Rasulullah ﷺ, maka dalam kehidupannya tidak lepas dari masalah dan problem yang ada. Ustadz Imron menambahkan “Kalian di sini ditempa dengan kondisi yang berbeda jauh seperti di rumah adalah sebagai bekal kalian kelak di masa yang akan datang, 15, 20, dan 25 tahun tampuk kepemimpinan di negeri tercinta ini dipegang oleh kalian dengan menjalankan syariat Allah. Tidak ada sosok seorang pemimpin, yang dalam kehidupannya selalu mengandalkan Ayah Bundanya.” Di tengah sinar matahari yang sudah mulai beranjak panas, pesan ustadz Imron yang terakhir adalah momentum 1 Muharram 1442 adalah tonggak kebangkitan umat Islam di masa akan datang. Semangat hijrah yang dicontohkan Rasulullah ke Yasrib, menjadikan santri beranjak dari buaian dan belaian kasih sayang dari orangtuanya, untuk menempa diri dan belajar lebih giat di Pondok Pesantren Hidayatullah Malang. Dua puluh empat jam ditempa di LPI Ar-Rohmah yang berada di Desa Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang ini, diharapkan lahir pemimpin masa depan dan membawa umat Islam bangkit dari masalah yang ada untuk menjadi sumber solusi di kehidupan berbangsa dan bernegara.
Peletakan Batu Pertama Asrama SMA Ar-Rohmah
Setelah hampir satu jam berdiri di lapangan Badr, peserta upacara Apel 1 Muharram 1442 H, bersama-sama menyaksikan sejarah pembangunan asrama SMA Ar-Rohmah. Pembangunan asrama yang terletak di sisi utara tempat laundry santri, tepatnya di lapangan Badr, akan dibangun asrama dengan nama “Darul Islam”. Semoga pembangunan asrama yang insya Allah akan rampung di tahun depan ini, dapat menampung santri lebih banyak dan memadai untuk belajar dan hafalan Al Quran berjalan lancar dan tanpa hambatan sama sekali. Iringan hadrah yang dibawakan oleh anak-anak JSA (Jam’iyah Sholawat Ar-Rohmah), peletakan batu pertama pembangunan asrama SMA oleh Pembina LPI Ar-Rohmah, DR. H. Ali Imron, M.Ag. secara resmi siap dibangun. Terikan takbir menggema di lapangan. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar…. Ya Allah… semoga pembangunan asrama SMA berjalan lancar dan penuh keberkahan. Aamiin yaa robbal alamiin…..
Demikian laporan Apel 1 Muharram 1442 H dan peletakan batu pertama Asrama SMA Ar-Rohmah. (Ozan)