Artikel

Kemenangan yang menghasilkan kenangan

muslih shobir santri lembaga pendidikan islam arrohmah putra malang photo
[vc_section full_width="stretch_row" css=".vc_custom_1590485542812{padding-top: 100px !important;padding-bottom: 100px !important;background-color: #ced2e8 !important;}"][vc_row][vc_column][vc_custom_heading text="Kemenangan yang Menghasilkan Kenangan" font_container="tag:h2|text_align:center" google_fonts="font_family:Pacifico%3Aregular|font_style:400%20regular%3A400%3Anormal" css=".vc_custom_1590485331206{padding-bottom: 10px !important;}"][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Tak terasa sebulan sudah kita lalui dengan berpuasa dan beribadah, serta mengoreksi kesalahan diri dan akhirnya kita sampai pada predikat muttaqien, sebagaimana yang telah di sebutkan dalam alquran bahwa akhir dari perjalanan Ramadhan kita adalah untuk meraih gelar sebagai muttaqien, atau orang yang bertaqwa. Gema takbir mengudara terdengar dari seluruh penjuru negri, semua berkumpul untuk melaksanakan sholat idul fitri dan saling bermaaf-maafan. Namun, ada yang berbeda dengan tahun ini. Kalau dulu kita bisa tersenyum lepas, bersalaman dengan siapa saja yang kita jumpai. sekarang, untuk mendekatpun kita ragu. wabah corona masih saja menghantui pikiran kita, membuat hidup kita berubah, membuat hubungan kita dengan orang lain berubah, membuat sebagian dari kita harus menangis karena tidak bisa memeluk orang tercinta, dan membuat kita semua tersadar bahwa Allah maha berkuasa dan kita bukan apa-apa. Gema takbir menggetarkan dan menyayat hati. Ingin rasanya menutup telinga dari mendengar gema takbir itu, karena gema takbir itu tanda bahwa Ramadhan sudah tak lagi membersamai kita di hari esok. Perlahan air mata ini turun dari tempatnya menandakan sebuah kesedihan, karena telah di tinggalkan oleh keberkahan Ramadhan . sudah tak ada lagi taraweh yang mengingatkan kita untuk beribadah, sudah tak ada lagi puasa yang mengingatkan kita untuk tidak berbuat maksiat, sudah tak ada lagi bonus ibadah dari Allah yang membuat kita semangat untuk beribadah di setiap hari yang kita lalui. Hanya satu doa kita, “ Ya Allah sampaikanlah kami di Ramadhan tahun depan sebagaimana engkau menyampaikan kami di Ramadhan tahun ini”. Ini adalah sebuah hari kemenangan yang berlinang air mata. Jasad kita menampakkan kebahagiaan, tapi hati kita selalu menangis karena telah di tinggal pergi oleh sang kekasih. Tadi malam kita tidur dan pagi hari ini kita sudah tak lagi menemukan Ramadhan berada di samping kita. Yang tersisa hanya sebuah pesan, “Aku akan pergi meninggalkanmu, tolong jaga imanmu hingga kita berjumpa di tahun depan”. Seketika teringat semua kenangan yang telah terukir di Ramadhan kemarin. Buka dan sahur bersama keluarga dalam kehangatan iman dan taqwa, manisnya melantunkan ayat-ayat quran yang tertera, serunya sholat taraweh dan bisa bertegur sapa, nikmatnya menahan lapar dan dahaga, dan nikmatnya tidur berbuah pahala. Kini semua itu tidak lain hanyakah sebuah kenangan,. Kini timbul pertanyaan, “ Sudahkah Allah mengampuni segala dosa-dosa kita”. Di bulan Ramadhan kemarin, siang kita beribdah, malamnya kita bermaksiat, siang kita menahan mulut untuk tidak mengatakan suatu yang haram, malamnya kita bagaikan orang yang telah lepas dari jeratan, siang kita selalu mengingat Allah dalam lapar dan dahaga, malamnya kita melupakan Allah yang telah member kita nikmat berbuka. Sholat kita terus maksiat jalan. Sunggah!, rasanya tidak pantas diri kita ini untuk mendapat ampunan dari Allah. Tapi, Allah dengan sifat rahman dan rahimnya telah mengampuni kita begitu saja. Rasanya tidak adil kalau kita tidak melakukan apa yang Allah perintahkan kepada kita sedagkan Allah telah ampuni segala dosa kita. Hasil dari puasa adalah bertambahnya rasa takut kepada Allah, bertambahnya rasa yakin bahwa Allah selalu mengawasi kita setia saat. Bila dengan Ramadhan kemarin tidak menambah rasa takut dan rasa yakin kita bahwa Allah maha mengawasi, maka ada yang salah dengan puasa kita.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][/vc_section][vc_section full_width="stretch_row" css=".vc_custom_1476099562719{padding-top: 50px !important;padding-bottom: 50px !important;background-color: #3c3a8c !important;}"][vc_row equal_height="yes" content_placement="middle"][vc_column width="2/3"][vc_custom_heading text="- Muslih Shobir -" font_container="tag:h4|text_align:left|color:%23ffffff" google_fonts="font_family:Berkshire%20Swash%3Aregular|font_style:400%20regular%3A400%3Anormal" css=".vc_custom_1590486503584{padding-bottom: 10px !important;}"][vc_column_text]Muslih Shobir adalah salah satu santri SMA Ar-Rohmah yang sekarang kelas 10 MIA 1. Ananda juga merupakan alumni dari santri SMP Ar-Rohmah malang, yang merupakan putra dari ustad syuhada[/vc_column_text][/vc_column][vc_column width="1/3"][vc_single_image image="9839"][/vc_column][/vc_row][/vc_section]

ARTIKEL DAN BERITA LAIN

Silaturahim dan Laporan Hasil Belajar Siswa Ar-Rohmah Putra Malang

Alhamdulillah pada hari Sabtu, tanggal 10 Desember 2022, Aula Utama Ar-Rohmah Putra Malang diadakan sebuah kegiatan yang mengangkat tema Silaturahim dan Laporan Hasil Belajar Siswa...

Penyelenggaraan Setoran Tahfidz Juz’iyah Siswa Kelas 10 SMA oleh Madrosatul Qur’an Ar-Rohmah Putra

Madrosatul Qur'an (MQ) Ar-Rohmah Putra kembali menyelenggarakan Setoran Tahfidz Juz'iyah bagi siswa kelas 10 SMA halaqoh takhossus A pada hari Sabtu, 07 Januari 2023 di aula utama pesantren...

Bahaya LGBT dan Penyakit Kulit Beserta Pencegahanya

LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender) merupakan isu yang masih menjadi perdebatan di masyarakat...

Ingin Mendaftarkan Ananda di Ar-Rohmah Putra?

About Us

Social Media